Break Even Point adalah suatu cara yang mempelajari hubungan keseimbangan antara biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan suatu tingkat penjualan sama dengan penghasilan.
Tujuan Titik Impas ( BEP )
Tujuan titik impas adalah
- Mencari tingkat aktivvitas dimana pendapatan sama dengan biaya.
- Menunjukan suatu sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih.
- Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi dekat atau jauh dari titik impas
Faktor – factor yang mempengaruhi BEP :
Faktor langsung:
- Biaya Produksi.
- Harga.
Faktor Tidak Langsung :
- Jumlah Produksi.
Jumlah produksi akan mempengaruhi biaya variable.
Perhitungan Break-Even Point
Adapun rumus untuk menghitung Break Even Point ada 2 yaitu :
1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
Total Fixed Cost
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost
__________________________________
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Contoh :
Fixed Cost suatu Toko Jam : Rp.400,000,-
Variable cost Rp.10000 / unit
Harga jual Rp. 15000/ unit
Fixed Cost suatu Toko Jam : Rp.400,000,-
Variable cost Rp.10000 / unit
Harga jual Rp. 15000/ unit
Maka BEP per unitnya adalah
Rp.400000
__________ = 80 units
__________ = 80 units
15000 – 10000
Artinya perusahaan perlu menjual 80 unit jam agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 81, maka toko itu mulai memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
__________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost
__________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.400,000
__________ x Rp.15000 = Rp.1200000
15000 – 10000
__________ x Rp.15000 = Rp.1200000
15000 – 10000
Cara Trial and Error yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu volume
produksi/penjualan tertentu.
- Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume penjualan/produksi yang lebih rendah, dan sebaliknya.
- Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan produksi dimana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.
Perusahaan Indojaya yang bergerak di bidang produksi kain, memiliki :
– Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
– Biaya variabel per unit Rp.40,-
– Harga jual per unit Rp. 100,-
– Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit, maka dapat dihitung keuntungan operasi adalah:
(6.000 x Rp100) — (Rp300.000 + (6.000 x Rp40))
Rp600.000 — (Rp300.000 + Rp240.000)
Rp.60.000 atau
hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit
Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEP-nya terletak di bawah 6.000 unit.
Misal kita ambil volume produksi 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah
5.000 x Rp100,00) — (Rp300.000,00 + (5.000 x Rp40,00))
Rp500.000,00 — (Rp300.000,00 + Rp200.000,00)
Rp0,00.
Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai break-even point yaitu yang di mana keuntungan netonya sama dengan nol.
Gambar grafik break event point
Asumsi dasar dalam analisa break even, antara lain :
- Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap.
- Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan.
- Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
- Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa.
- Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagai Sales Mix) akan tetap konstan.
- Kapasitas produksi pabrik relatif konstan.
- Harga faktor produksi relatif konstan.
- Efisiensi produksi tidak berubah.
- Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti.
- Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.
Penentuan Tingkat Break Even
- Untuk dapat menentukan tingkat break even, maka biaya yang terjadi harus dapat dipisah menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
- Biaya tetap (Fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam range output tertentu. Contoh biaya bunga, sewa, depresiasi.
- Biaya variabel (Variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya akan naik turun (berubah-ubah) sesuai dengan hasil produksi atau volume kegiatan. Contoh biaya bahan baku, tenaga kerja langsung.
Kegunaan Dan Manfaat Analisa Impas ( Break Even )
Menurut Sutrisno analisa Break Even dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran tujuan perusahaan, kegunaan bagi menejemen antara lain :
- Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu
- Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan yaitu alat untuk pencocokan antara realisasi dengan angka-angka dalam perhitungan Break Even atau dalam gambar Break Even .
- Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan harga jual yaitu setelah diketahui hasil perhitungan menurut hasil analisa Break Even dan laba yang ditargetkan.
- Sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang harus dilakukan seorang manager suatu perusahaan.
Margin of Safety
Margin of Safety adalah suatu informasi mengenai sampai tingkat berapa perusahaan boleh mengalami penurunan penjualan namun perusahaan tidak mengalami kerugian.Dalam Hal ini semakin besar Margin of Safety makin baik untuk perusahaan karena perusahaan bias mengalami penurunan yang cukup jauh.
Margin of Safety adalah informas tentang jumlah maksimum penurunan nilai penjualan. (Darsono Prawironegoro&Ari Purwanti,2008:125)
Margin of Safety dicaru dengan mengurangi jumlah penjualan pada titik impas,
Semakin besar margin of safety semakin besar perusahaan dapat memperoleh laba dan begitu pula sebaliknya.
Ratio Margin of safety dapat dihubungkan langsung dengan tingkat keuntungan perusahaan yang menggunakan cara sebagai berikut :
Profit % = Margin income ratio x Ratio Margin of safety
Degree Of Leverage
Memberikan ukuran dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
* Rumus :
Laba Kontribusi
Degree of Operating Leverage = ----------------------
Laba Bersih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar